Pages

Minggu, 17 November 2013

Penanganan Masalah Anak Tuna Daksa Akibat Poliomielitis



PENANGANAN MASALAH ANAK TUNA DAKSA
Penanganan anak tuna daksa akibat poliomielitis
a.    Penaganan masalah medis
1.      Jenis masalah medis
a)     Kaku dan kontraktur sendi
Sendi yang mengalami kekakuan atau kontraktur sendi/kelainan yang paling sering berlokasi di:
1)      Sendi paha yang melipat kedepan
2)    Sendi lutut yang melipat kebelakang
3)    Sendi pergelangan tangan dan telapak kaki yang menjadi jinjit atau kaki equinus atau pergelangan kaki yang melipat ke atas atau kaki calcaneus (seperti kaki kuda). Kelainan pada telapak kaki yang melipat keluar atau kaki eversi atau kaki supinasi. Bentuk lain adalah kaki melipat ke dalam atau kaki inversi atau pronasi.
4)    Kelainan pada tulang belakang sehingga timbul skoliosis
5)    Sendi siku, bahu, pergelangan dan telapak tangan agak jarang ditemukan.
b)     Antropi otot
Otot yang mengalami gangguan akibat fungsi saraf hilang menjadi antropi sehingga kekuatannya menurun atau hilang. Pada bagian lain otot antropi karena kurang digerakan. Lokasi otot antropi karena penyakit poilo adalah:
1)      Otot sekitar paha sehinnga lutut susah diangkat
2)     Otot dibawah lutut terutama sekitar betis sehinng telapak kaki susah digerakkan
3)    Otot sekitar perut dan pinggang menjadi melenting atau adanya skoliosis
4)    Otot sekitar pantat sehingga stabilitas pantat selama jalan terganggu
5)    Otot sekitar gelang bahu sehingga bahu susah diangkat
6)    Otot sekitar sendi siku sehingga siku susah dilipat
7)    Otot sekitar lengan bawah siku sehingga susah menggerakkan pergelangan tangan dan jari tangan atau jari tangan melipat
8)   Otot daeah dada agak jarang
c)      Urat sekitar sendi yang memendek
Adapun lokasi yang paling banyak adalah:
1)      Urat tendon disekitar sendi paha akibat sendi paha yang melipat lama akibatnya sendi paha tidak dapat diluruskan.
2)    Urat dan tendon disekitar sendi lutut sehingga lutut tidak dapat diluruskan.
3)    Urat dan tendon disekitar pergelangan kaki sehingga kaki menjadi jinjit atau melipat atau equinus seperti kaki kuda.
4)    Urat dan tendon disekitar gelang bahu, sendi siku dan pergelangan tangan.  
2.    Prinsip penanganan masalah medis
a)     Penanganan secara konservatif
Jenis tindakan dan sasaran kegiatan terapi konservatf anak tuna daksa akibat polio adalah sebagai berikut:
1)       Sendi-sendi yang tersebut diatas terutama sendi paha, lutut dan pergelangan serta telapak kaki. Tindakan yang diberikan bermacam-macam dan disebut tindakan fisioterapis. Hasil dari tindakan terapi adalah sendi tersebut menjadi longgar sehingga mudahdigerakkan.
2)     Urat disekitar sendi yang memendek. Dengan tindakan fisioterapi maka urat tersebut menjadi lunak. Hasil tindakan terapi adalah sendi mudah diluruskan dan digerakkan kesegala arah. Selama istirahat sendi harus diletakkan pada posisi yang menguntungkan dari segi fungsi.
3)     Otot disekitar sendi ada yang mengalami atropsi tetapi tidak lumpuh, untuk otot ini perlu diberikan latihan aktif agar otot tersebut tidak menjadi kecil atau atropsi. Bagi jenis otot yang kecil dan mengalami kelumpuhan, latihan yang diberikan tidak akan banyak menguatkan otot sebab serabut yang masih normal tinggal sedikit. Jika otot lumpuh disekitar rongga perut sebagai akibat polio akan menyebabkan kelainan tulang belakang yang disebut skoliosis.
4)      Pemberian alat khusus
·           Sendi pergelangan dan telapak kaki lemah dan tidak stabil
Apabila sendi pergelangan dan telapak kaki lemah maka alat yang digunakan harus dapat menstabilkan dan engkoreksi pergerakan dan telapak kaki. Alat yang diberikan disebut bracependek atau short leg brace.
·           Sendi lutut yang lemah
Alat yang dibuat untuk mengkoreksi sendi lutut yang lemah disebut brace panjang atau long leg brace.
·           Sendi paha dan lutut yang lemah
Alat yang dibuat hampir sama dengan long leg brace hanya ada tambahan ke atas untuk stabilitas sendi paha dan pinggang.
·           Kelainan tulang belakang atau skoliosis
Alat yang dibuat untuk koreksi kelainan tulang belakang yang disebut skoliosis adalah brace milwaukee.
·           Alat koreksi pergelangan dan telapak kaki
Alat khusus untuk mengkoreksi kelainan pergelangan dan telapak kaki seperti datar (flat foot) atau telapak kaki evera atau inversi disebut sepatu koreksi atau corrective shoes.
·           Alat koreksi apabila kaki kecil dan panjang sebelah
Alat koreksi untuk kaki yang kecil dan panjang sebelah terdiri long leg brace apabila kelainan otot lemah diatas lutut dan short leg brace apabila kelainan otot di bawah lutut. Kaki perlu dikoreksi dengan sepatu koreksi dengan hak yang tingginya ditambah sesuai besarnya perbedaan panjang kaki.
·           Alat bidai atau splint
·           Alat ini dibuat untu mengkoreksi tangan anak yang menderita kelainan fungsi.
b)    Penanganan secara operatif
Tindakan operasi bagi anak tuna daksa penderita polio sangat terbatas. Kebanyakan tindakan operasi ini dilakukan apanila anak tidak dirawat dengan baik sehingga timbul komplikasi pada sendi, otot, dan urat atau tendon disekitar sendi. Adapun jenis tindakan operasi yang dilakukan bidang ortopedi bagi anak tuna daksa diantaranya adalah:
1)       Operasi pemotongan otot/tendon disebelah luar paha dan lutut (metode operasi dari Yount, Shoutter, dan Obers).
2)     Operasi memanjangkan tendon achilles
3)     Pemindahan tempat lekat otot normal ke tempat lain
4)      Tindakan opersi menyatukan sendi-sendi pergelangan kaki sedemikian rupa sehingga pergelangan kaki tetap pada posisi 90 derajat.
b.    Penanganan masalah rehabilitasi
1.      Jenis masalah rehabilitasi
a)    Masalah komunikasi
b)    Masalah memelihara diri (ADL)
c)    Masalah mobilitas
d)    Masalah jalan
e)    Masalah psikologi
f)     Masalah sosial
g)    Maslah pendidikan
2.    Penanganan masalah rehabilitasi
a)    Masalah komunikasi
Masalah komunikasi pada anak tuna daksa akibat polio agak jarang. Bila ada, kemungkinannya akibat faktor psikis atau gangguan saluran pernafasan, pelaksana penanganan masalah ini adalah speech terapis yang akan bekerja same dengan fisioterapis.
b)    Masalah ADL
Penanganan masalah ADL pelaksanaannya dilakukan oleh okupasional terapi. Latihan ditekankan pada kemampuan makan, minum, mandi, berpakaian dan keterampilan dasar.
c)    Masalah mobilitas
Masalah mobilitas dari mulai posisi terlentang, telungkup, duduk stabil dan tegak, berdiri stabil dan tegak akan melaksanakan upaya mengatasi mobilitas ini adalah fisioterapis. Target yang akan dicapai adalah:
·           Mengatasi nyesi sendi, otot selama istirahat atau aktivitas.
·           Meningkatkan ruang gerak sendi.
·           Menguatkan otot dan mencegah atropi otot.
·           Meningkatkan koordinasi gerak.
·           Melatih gerakan fugsional.
d)    Penanganan masalah psikologis
Penanganan masalah psikologis dilakukan oleh psikolog. Hasil dari evaluasi akan menjadi bahan informasi bagi anggota tim lainnya terutama fisioterapi dan okupasional terapis.
e)    Penanganan masalah sosial
Penanganan masalah sosial dilakukan oleh pekerja sosial medis. Dalam upaya merangsang keterlibatan keluarga perlu pendekatan sosial medik. Diharapkan simpati dan dan perhatian dari pihak keluarga secara aktif terutama orang tua akan meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan pemulihan fungsi akan cepat.
f)     Penanganan masalah pendidikan
Masalah pendidikan akan diperhatikan dan dilaksanakan olah tim Depdikbud jurusan Pendidikan Luar Biasa dan dilakukan dengan memperhatikan latar belakangdan tingkat kemampuan dasar anak.

REFERENSI
Drs. M. Sugiarmin; Dr. H. Ahmad Toha Muslim, Ortopedagogik dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa. IKIP Bandung:Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP Bandung


1 komentar:

Unknown mengatakan...

headernya bagus karna menunjukkan gambar ABK.
backgroundnya juga menarik dan ditambah animasi juga.
tapi lebih baik lagi kalo gak terlalu banyak gadget.
karena perhatian pembaca lebih ke gadget.

makasii.
salam luar biasa :)